Layanan
informasi merupakan salah satu jenis layanan dalam bimbingan konseling di
sekolah yang amat penting guna membantu siswa agar dapat terhindar dari
berbagai masalah yang dapat mengganggu terhadap pencapaian perkembangan siswa,
baik yang berhubungan dengan diri pribadi, sosial, belajar ataupun kariernya.,
Melalui layanan informasi diharapkan para siswa dapat menerima dan memahami
berbagai informasi, yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan untuk kepentingan siswa itu sendiri.
Seorang siswa
dalam kehidupannya akan dihadapkan dengan sejumlah alternatif, baik yang
berhubungan kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun kariernya. Namun,
adakalanya siswa mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan dalam menentukan
alternatif mana yang seyogyanya dipilih. Salah satunya adalah kesulitan dalam
pengambilan keputusan yang berkenaan dengan rencana-rencana karier yang akan
dipilihnya kelak. Mereka dihadapkan dengan sejumlah pilihan dan permasalahan
tentang rencana kariernya. Diantaranya, mereka mempertanyakan, dari sejumlah
jenis pekerjaan yang ada, pekerjaan apa yang paling cocok untuk saya kelak
setelah menamatkan pendidikan ?
Kesulitan-kesulitan
untuk mengambil keputusan karier akan dapat dihindari manakala siswa memiliki
sejumlah informasi yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia
kariernya. Untuk itulah, mereka seyogyanya dapat dibimbing guna memperoleh
pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik
tentang bakat, minat, cita-cita, berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada
dalam dirinya. Dalam hal ini, tentunya tidak cukup hanya sekedar memahami diri.
Namun juga harus disertai dengan pemahaman akan kondisi yang ada
dilingkungannya, seperti kondisi sosio-kultural, pasar kerja, persyaratan,
jenis dan prospek pekerjaan, serta hal-hal lainnya yang bertautan dengan dunia
kerja. Sehingga pada gilirannya siswa dapat mengambil keputusan yang terbaik
tentang kepastian rencana karier yang akan ditempuhnya kelak.
Dalam
memberikan layanan informasi karier setidaknya terdapat dua hal yang harus
diperhatikan yaitu tentang : (1) materi informasi dan (2) teknik layanan
informasi.
1. Materi Informasi.
Dalam era
informasi dewasa ini sesungguhnya kemudahan untuk memperoleh informasi sangat
terbuka, baik melalui media cetak atau eleltronik. Terutama setelah adanya
kemajuan yang menakjubkan dalam bidang teknologi komputer multi media, maka
dengan mudah dan dalam waktu relatif singkat kita dapat mengakses ribuan bahkan
jutaan jenis informasi melalui internet. Namun, karena begitu banyak dan
beragamnya jenis informasi yang dapat diakses, sehingga tidak mustahil dapat
menimbulkan kekacauan informasi. Untuk itulah, dalam upaya pemberian layanan
informasi seyogyanya dibutuhkan sikap arif dan selektif dari konselor dalam
memilih berbagai materi informasi, yang sekiranya benar-benar dapat memberikan
manfaat besar bagi siswa.
Materi
informasi yang diberikan kepada siswa hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan
dan permasalahan siswa, sehingga benar-benar dapat dirasakan lebih bermanfaat
dan memiliki makna (meaningful). Pemilihan dan penetuan jenis materi
informasi yang tidak didasarkan kepada kebutuhan dan masalah siswa akan
cenderung tidak memiliki daya tarik, sehingga siswa akan menjadi kurang
partisipatif dan kooperatif dalam mengikuti kegiatan layanan. Materi informasi
yang lengkap dan akurat akan sangat membantu siswa untuk lebih tepat dalam
mempertimbangkan dan memutuskan pilihan kariernya.
Beberapa jenis materi informasi
tentang karier yang mungkin dibutuhkan siswa, diantaranya:
●
Tugas perkembangan masa remaja tentang kemampuan dan perkembangan
karier.
●
Perkembangan dan prospek karier di masyarakat.
●
Kursus-kursus dalam rangka pengembangan karier.
●
Langkah-langkah dalam memasuki pekerjaan, jenis pekerjaan, ciri-ciri
pekerjaan.
●
Syarat-syarat pekerjaan yang dapat dimasuki setelah tamat SMA.
●
Kemungkinan permasalahan dalam pilihan pekerjaan, karier, dan tuntutan
pendidikan yang lebih tinggi, dan sebagainya.
Di samping
itu, materi informasi yang bersifat personal, seperti bakat, ciri-ciri
kepribadian atau minat pekerjaan perlu dikuasai oleh siswa.
Hanya perlu
dipertimbangkan jika memang sekolah sudah dapat menyelenggarakan pemeriksaan
psikologis/tes psikologis, maka penyampaian materi hasil-hasil pemeriksaan
psikologis harus benar-benar dilaksanakan secara cermat dan di bawah pengawasan
konselor. Karena, biasanya data hasil pemeriksaan psikologis dideskripsikan
dalam bahasa/terminologis tertentu, yang tentunya tidak semua siswa dapat
memaknainya sendiri. Data-data personal ini memang perlu dipahami dan dimaknai
oleh siswa, karena dengan adanya pemahaman tentang diri sendiri, seperti
kecerdasan, bakat, ciri-ciri kepribadian, atau minat pekerjaannya, siswa akan
dapat lebih akurat lagi dalam mengambil keputusan kariernya, sesuai dengan
karakterisitik diri yang dimikinya.
2. Teknik Layanan
Informasi
Disamping konselor
dituntut untuk banyak memahami berbagai informasi yang akan dibutuhkansiswa,
juga seyogyanya dapat menguasai berbagai teknik penyampaiannya secara variatif
dan menyenangkan. Tanpa didukung kekayaan informasi dan keterampilan
penyampaian, layanan informasi dikhawatirkan menjadi tidak memiliki daya tarik
di hadapan siswa.
Penyampaian
informasi bisa dilakukan oleh konselor itu sendiri melalui teknik ekspositorik.
Selain itu, dapat juga dilakukan dengan cara meminta bantuan dari pihak lain
sebagai nara
sumber, misalkan dengan mengundang “tokoh karier”. Upaya pemanfatan nara sumber memiliki
keunggulan tersendiri, yakni informasi yang diberikan cenderung bersifat nyata,
berdasarkan hasil pengalamannya.
Selain itu,
dapat dilakukan pula melalui media “papan bimbingan”, yakni dengan menyediakan
papan informasi untuk menempelkan berbagai bentuk tulisan yang mengandung nilai
informasi. Untuk itu, konselor dituntut secara kreatif untuk dapat mengoleksi
berbagai tulisan, keterangan, artikel, atau klipping yang berhubungan dengan
karier.
Jika mengacu
pada teori kontruktivisme yang saat ini sedang dikembangkan. Penggunaan teknik
layanan informasi seyogyanya lebih mengedepankan aktivitas dan partisipasi
siswa dalam menentukan kebutuhan, menggali dan mengolah serta menarik
kesimpulan dari informasi yang diperolehnya. Misalkan, untuk memahami tentang
kondisi nyata kehidupan di suatu perusahaan, dapat dilakukan dengan cara siswa
diajak langsung untuk berkunjung dan melakukan pengamatan ke perusahaan
tertentu. Dari hasil kunjungan, siswa akan memperoleh berbagai informasi yang
dibutuhkan, dalam rangka menambah wawasan, yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan keputusan kariernya, sekaligus dapat membangun dan mengembangkan
sikap-sikap positif dan konstruktif terhadap pekerjaan. Dalam hal ini, tentu
saja dibutuhkan sosiabilitas yang tinggi dari konselor untuk dapat menjalin
hubungan secara luas dan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk
memfasilitasi siswa dalam proses penggalian informasi.
Sebagaimana
telah disinggung di atas, bahwa sumber informasi saat ini dapat dengan mudah
diakses melalui teknologi komputer multi media, maka dalam hal ini tidak
salahnya konselor untuk belajar menguasai teknologi internet untuk menjelajah
situs-situs yang menyediakan informasi yang berkenaan dengan dunia
pekerjaan/karier.
Dengan
mengenal situs-situs yang berkenaan dengan dunia pekerjaan/karier, maka di
samping konselor dapat memperoleh berbagai tambahan informasi untuk dirinya,
juga dapat menunjukkannya kepada siswa, agar siswa dapat belajar secara
langsung menjelajah dan menggali berbagai informasi karier yang tersedia dalam
internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar